“kita tidak menginginkan manusia satu
dimensi, melainkan “manusia yang utuh” yakni manusia yang disamping mempunyai
keahlian, juga merupakan manusia yang berbudaya, yang beriman kepada Tuhan,
berwatak luhur, mengenal dan menghargai karya seni bangsanya sendiri, mempunyai
identitas sendiri dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia, dan
mempunyai persepsi historis tentang perjalanan dalam peradaban manusia”
Kebudayaan adalah keseluruhan tindakan
dan hasil karya masyarakat dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri (koentjaraningrat, 1975: 180). Sedangkan sifat sifat kebudayaan
menurut soekamto (1990: 199 – 200) adalah:
1.
Kebudayaan terwujud dalam keseluruhan
perilaku manusia.
2.
Kebudayaan sudah ada sejak dulu dan
terus tidak habis sampai pada generasi berikutnya.
3.
Kebudayaan diperlukan manusia dalam
tingkah laku.
Kesenian adalah salah satu dari unsur
kebudayaan, dan kesenian akan selalu terikat dengan kehidupan masyarakat,
karena secara individu maupun kelompok dalam masyarakat akan berkarya dalam
berkesenian. Kesenian itu tidak bisa lepas dari masyarakat sebagai salah satu bagian
terpenting dari kebudayaan. Kesenian merupakan ungkapan kreativitas dari
masyarakat itu sendiri, seperti halnya musik tradisional Jamjaneng.
Musik Tradisional Jamjaneng di Kebumen pada awal mulanya merupakan kesenian
yang dimainkan untuk tujuan dakwah agama Islam dimasa itu. Bermula dari zaman
kerajaan Demak pada sekitar abad ke-7 sampai masa sekarang. Karena merupakan
kesenian bertujuan dakwah, lagu-lagu Jamjaneng lebih banyak bernafaskan Islam,
seperti misalnya Shalawat Nabi. Kesenian Jamjaneng ini merupakan kebudayaan
asli Jawa, tidak seperti budaya Rebana yang merupakan Budaya turunan dari
bangsa Arab. Pada masa sekarang, kesenian Jamjaneng lebih bertujuan untuk
melekatkan tali silaturahmi antar masyarakat karena Jamjaneng merupakan suatu
musik tradisional yang melibatkan banyak pemain. Musik tradisional ini biasa
dimainkan saat upacara perkawinan, khitanan, bahkan acara HUT Kemerdekaan
Republik Indonesia. Kesenian Jamjaneng dimainkan hanya menggunakan perasaan
para penabuhnya, tak ada notasi yang mengatur dan mengikat. Hanya menggunakan improvisasi para
pemainnya. Tangga nada dalam Kesenian Jamjaneng adalah tangga nada pentatonik. Rata-rata
alat musik dalam Jamjaneng dimainkan dengan cara dipukul. Kayu yang digunakan
untuk membuat instrumen tersebut beraasal dari kayu Glugu (pohon kelapa) dan
menggunakan kulit kambing atau kulit sapi. Instrumen ini dibuat oleh seorang
pembuat khusus.
Musik
tradisional Jamjaneng pada mulanya hanyalah musik yang diiringi alat musik
ritmis seperti kendang, tri bang cilik, tri bang penengah, tri bang gedhe
(gong), ketipung (thuling),dan kecrek. Dengan adanya perkembangan jaman yang
semakin modern, maka musik trasional Jamjaneng Sekar Sari dikolaborasikan
dengan instrument gamelan. Instrument gamelan ini menambah nuansa yang berbeda pada
musik tradisional Jamjaneng Sekar Sari. Instrument gamelan disini berperan
sebagai pengiring dalam musik tradisional Jamjaneng. Titi laras gamelan berfungsi
untuk menguatkan lagu atau vokal pada musik tradisional Jamjaneng sehingga
intonasi penyanyi saat menyanyikan lagu tidak meleset (menurut nara sumber
bapak bambang). group musik tradisional Jamjaneng Sekar Sari hingga saat ini
sudah menghasilkan 25 lagu antara lain adalah alohuma, anabi, sun elingo,
dhizikiruloh, bagus endi, digdoyo, ayu endi, jaman akhir, pupur wayung,
eling-eling, umat nabi, gebyar-gebyar, sirahipun, surak-surak, solalohu,
aloh-aloh dan kentung. Model aransemen yang dihasilkan sangatlah bervariasi dan
bermacam-macam, antara lagu yang satu dengan yang lain aransemenya pun berbeda-beda.
Disini lagu Surak-surak adalah lagu andalan yang selalu dinyanyikan dalam
setiap pertunjukan oleh group musik Jamjaneng Sekar Sari desa Karang Sari
kabupaten Kebumen lagu ini membawa pesan kepada umat manusia untuk menyembah
Sang Khaliq dan mengajarkan berbuat kebaikan antar umat manusia. Alasan
dipilihnya musik tradisional Jamjaneng ini untuk diteliti karena musik ini bernafaskan islam yang dalam
lagu-lagunya membawa pesan terhadap umat manusia untuk menyembah Gusti Aloh
yang Maha Kuasa dan mengajarkan untuk berbuat kebajikan dan menghindari segala
laranganNya, musik tradisional Jamjaneng menggunakan alat musik ritmis yang dikolaborasikan
dengan alat musik gamelan, karena musiknya membawa pesan moral keagamaan.
Alasan ditelitinya organologi dan model aransemen pada musik tradisional
Jamjaneng, karena musik tradisional Jamjaneng menggunakan alat musik ritmis,
alat musiknya beraneka ragam bentuk dan jenisnya.
No comments:
Post a Comment